Jumat, 08 Mei 2020
Ucil si Kucing Kampung
Rabu, 01 April 2020
Stay at Home, Will You?
Sabtu, 01 Desember 2018
Langkah Kecil Menuju Hidup Lebih Sehat
![]() |
Credit: Haute Stock |
Kamis, 29 November 2018
Dua Kota Penuh Kenangan
![]() |
Credit: Pixabay |
Kamis, 13 September 2018
Penyebab Blogger's Block
Senin, 28 Agustus 2017
Aerobic Class
Senin, 17 Juli 2017
Our Turn Will Come
~~~
![]() |
Credit: Pixabay |
Rabu, 29 Maret 2017
Happiness
Kamis, 01 September 2016
Gagal Paham dengan Diri Sendiri
![]() |
Foto dok pri, edited by me |
Kamis, 30 Juni 2016
The Way He Love Me
Oktober lalu, aku dan Mas Bojo pulang ke Klaten, mengantar bapak mertuaku ke rumah. Sepertinya Beliau rindu dengan istrinya. Makan gak ketelen, katanya. Ibu gak bisa ikut ke Jakarta karena mabuk kendaraan, jadi hanya bapak yang mengunjungi kami.
Di suatu siang, Mas Bojo menghampiri aku setelah mengobrol cukup lama dengan his long lost(?) cousin dan temannya.
"Aku mau ke pantai sama Mas Met dan Mas Yo ya, Sayang."
"Aku mau ke pantai juga...", ucapku merajuk.
"Gak bisa, Sayang. Yang pergi laki-laki semua. Nanti aja ikutnya kalau mereka sudah punya istri juga."
Jumat, 19 Februari 2016
Silly Tears
Kalian pernah gak sih, menangisi sesuatu yang menurut kalian "sepele"? Saya baru saja melakukannya kemarin :D
Kemarin siang ada yang ngantar makanan aqiqah ke rumah kami. Seneng banget dong, secara kami jarang menyantap olahan daging merah. Harganya sedang tinggi-tingginya lho!
Karena suami belum pulang kerja, saya simpan dulu makanannya di kulkas, beserta kotaknya, berharap saat dia pulang belum basi. Soalnya biasanya nasi kotak gini cepat basi.
Rabu, 08 Juli 2015
お金
Ini gak baik -_-
Kamis, 07 Mei 2015
...
Sepertinya akhir-akhir ini semangat saya untuk melakukan apapun menurun. Semangat menulis tidak ada. Setiap ada tema baru, saya menuliskannya di aplikasi notes di hp saya, tetapi selalu buntu di tengah jalan -_-
Menulis bagi saya itu gampang-gampang-susah. Saya baru memulai blogging (lagi) di awal tahun ini. Dulu blogging terasa mudah karena isinya hanya curhatan cinta monyet masa SMA. Saya kurang jago untuk menulis selain itu. Sepertinya saya perlu membiasakan diri menulis selain curhatan ^^'
Alhamdulillah 'alaa kulli haal, A390 milik saya hilang karena keteledoran saya, padahal banyak draft saya di sana. Ide-ide tulisan beserta foto penunjang tulisan yang belum sempat di backup membuat mood menulis saya turun drastis.
Selain itu, saya masih belum berani 'memulai' apapun. Banyak yang ingin saya kerjakan tapi banyak juga kendala yang menghadang. Saya masih takut melangkah. Ingin menekuni sesuatu yang menyenangkan tapi menghasilkan...apa ya? Saya merasa tidak punya keahlian apapun. *sigh
Aaaah, pengen nonton dorama.
Shinzanmono...
Abarenbo Mama...
Bambina...
Hungry...
Atashinchi no Danshi...
Sayangnya butuh banyak sekali kuota untuk melakukannya. ;-(
Ah, semakin ditulis rasanya semakin gak nyambung... it's enough for today. Thanks for reading :-)
Sabtu, 04 April 2015
Awkward Moment with Train
Tahun 2011 silam, kira-kira bulan Oktober atau November (lupa tepatnya), saya dan sahabat saya berencana pergi ke Kwitang, surganya buku-buku lawas. Sahabat saya ini mau beli buku Kalkulus untuk penunjang materi kuliahnya di jurusan Kimia. Kami memilih naik kereta agar lebih cepat sampai di sana. Kami membeli tiket hari itu juga. Ini pengalaman pertama saya, pergi menggunakan kereta tanpa orangtua. Maklum, saya bukan tipe orang yang suka jalan-jalan, trus gak gampang hapalin jalan, jadinya bisa ditebak kan kalau saya dilepas sendirian. Bisa dipastikan nyasar! Hihi :-D
Singkat cerita, kami naik kereta sekitar jam 9 pagi. Keretanya nyaman, ber-AC pula. Belum banyak penumpang di kereta, jadi kami bisa duduk. Dari stasiun Kranji ke stasiun Senen gak butuh waktu lama. Tau-tau sudah sampai. Begitu turun dari kereta, kami langsung menuju Kwitang. Kami menanyakan buku Kalkulus di beberapa pedagang, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya kami nyoba cari di Atrium. Ternyata gak ada juga. Ada satu toko buku lagi yang belum kami kunjungi. Tobuk Gunung Agung.
Kami mulai mencari buku di sana. Sahabat saya, Dwi, mencari buku yang ia perlukan, sementara saya sibuk keliling lihat-lihat buku. Saat sedang melihat bagian buku pelajaran SD, saya teringat kalau adik saya sebentar lagi UN. Saya jadi ikut milih-milih buku deh, padahal awalnya gak niat mau beli buku. Saking sibuknya milih buku sampai-sampai saya gak sadar kalau Dwi udah nemuin buku yang dia perluin. Saya segera menentukan pilihan saya dan membayarnya, karena hari sudah siang.
Habis beli buku, kami mampir shalat di mushala dekat Pasar Senen. Setelahnya kami langsung ke stasiun, beli tiket untuk pulang. Saya inget banget, di tiketnya tertulis pukul 13:00. Kami nyari-nyari peron tempat kereta tujuan Bekasi akan tiba. Kami agak bingung, karena kami berdua sama-sama baru pertama kali naik kereta tanpa didampingi. Dwi biasanya naik motor kalau pergi ke mana-mana, jadinya dia gak begitu paham dengan transportasi yang satu ini.
“Kayaknya ini peronnya.” Ucap saya sambil nunjuk ke sebuah lorong.
“Ya udah yuk, kita kesitu. Nanti ketinggalan.” Kata Dwi.
Kami langsung masuk ke lorong yang terhubung ke peron. Lupa peron berapa. Kami muter-muter di situ, agak ragu dengan keretanya. Keretanya terlihat agak lebih besar tapi bukan gerbong baru seperti Commuter yang kami naiki waktu berangkat dari Bekasi.
"Ca, ini keretanya bener gak sih?” tanya Dwi.
“Gak tau.. gak yakin. Coba tanya petugasnya.” Saranku.
Dwi bertanya ke seorang calon penumpang yang sedang duduk-duduk. Tapi yang dutanya tidak lebih tau dari yang bertanya (?).
Duh, jadi tambah bingung denger jawaban orang itu. Kami nanya satu orang lagi di sana. Jawaban dia bikin kami kaget. “Ini kereta jurusan Malang.”
APA?! Malang?!
Untungnya kami belum naik. Kalau sudah naik, entah nanti bakalan gimana. Masa’ nanti judulnya Lost in Malang #eh
Sudah mau jam satu. Kami panik dong. Kereta kami sudah mau berangkat, sedangkan kami malah sempet-sempetnya salah peron. Kami buru-buru nanya ke petugas. Lalu petugas itu nunjukin jalan ke arah peron kereta jurusan Bekasi. Kami menuju ke sana secepat yang kami bisa. Saat kepala nongol dari tangga, kami lihat keretanya berjalan. Hiks, ketinggalan kereta T_T
Tanya-tanya calon penumpang di sana, katanya kereta jurusan Bekasi berikutnya akan tiba satu jam kemudian. Kami terpaksa nunggu satu jam, daripada gak pulang. Kami langsung naik begitu kereta datang.
Pengalaman naik kereta kali itu bener-bener gak terlupakan! Tapi saya gak kapok naik kereta, soalnya saya memang senang naik kereta, gak pake macet karena ada jalurnya sendiri. Hehehe :-D
Postingan ini dibuat dalam rangka ikut serta dalam Free Book Giveaway (Preloved) : Stasiun by Cynthia Febrina! | Twitter :@tukardc | Blog :tukardengancerita.wordpress.com