Senin, 13 Juni 2011

Menulis untuk Keabadian

Menulis Untuk “Keabadian”

Oleh: Dio Fikri Aditama
09/282365/SA/14778


"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
— Pramoedya Ananta Toer.
             Menulis merupakan sebuah kegiatan sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang. Dengan menulis kita dapat mengungkapkan banyak hal mulai dari mencetuskan ide pikiran, memberikan deskripsi, menguslkan pendapat, mengutarakan kritik atau saran hingga menyatakan perasaan. Dengan menulis pula kita dapat menghasilkan karya-karya yang berfaedah tinggi bagi kepentingan pendidikan seperti makalah, essay, karya tulis dan sebagainya. Menulis pun dapat dilakukan dengan tujuan menghibur. Karya-karya seperti novel, puisi, cerpen dan sebagainya digunakan selain untuk mendidik tapi juga sebagai suatu bentuk hiburan bagi masyarakat. Akan tetapi di balik semua manfaat itu sadarkah kalian bahwa dengan menulis kita akan dapat “hidup selamanya”? Atau bahkan lebih dari itu?
Siapa yang tidak kenal dengan tokoh-tokoh seperti Shakespeare, Victor Hugo, Agatha Christie, Firaun, Aristoteles, Plato, atau Chairil Anwar? Mungkin tidak seorang pun yang tidak mengenal mereka. Mereka adalah tokoh-tokoh yang terkenal di masyarakat luas meskipun mereka telah lama tidak lagi hidup di alam yang fana ini. Ya benar, mereka semua telah tutup usia. Lalu mengapa Mengapa nama mereka masih saja terdengar di telinga kita padahal mereka telah meninggalkan dunia ini?  Apakah mereka sudah menjadi hantu gentayangan yang diam-diam membisikkan nama mereka sendiri ke telinga kita?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut saya ingin kembali bertanya, kenal Hamlet? Atau Romeo dan Juliet? Pasti kalian tahu kedua karya ini. Keduanya adalah drama yang sangat terkenal hingga sekarang. Karya-karya besar itu tidak bisa lepas dari nama pembuatnya yaitu Shakespeare. Shakespeare merupakan salah satu contoh tokoh yang tenar karena buah idenya telah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Meskipun Shakespear telah mati berabad-abad yang lalu, namun karya yang ditulisnya masih saja hidup dan dibaca serta ditelaah oleh banyak orang.  Karya-karya Shakespeare inilah yang tetap memiliki nyawa dan membisikkan nama pengarangnya sampai saat ini. Jadi bukan hantu Shakespeare yang bergentayangan untuk membisikkan namanya di telinga kita melainkan karya-karyanyalah yang mengemban tugas untuk menyebarkan nama penulisnya ke dunia luas hingga saat ini.  Shakespeare telah berhasil mewujudkan keabadiannya dengan menghasilkan naskah-naskah drama terkenal yang dengan sukses ia ungkapkan melalui tulisannya.
            Tulisan ternyata tidak hanya mampu membuat si penulis menjadi abadi, namun juga objek yang dijadikan bahan tulisannya. Contoh yang paling mudah dan juga yang paling tua adalah tulisan-tulisan hieroglyph bangsa Mesir kuno di dalam Piramid Giza. Dalam Piramid yang berusia sekita 5000 tahun itu tersimpan banyak artefak-artefak yang bertuliskan tentang sejarah-sejarah para Firaun. Kita tidak tahu siapa nama orang yang menulisnya tapi objek yang ditulis jelaslah sang raja Firaun, penguasa Mesir saat itu. Berkat tulisan tersebut kita seakan-akan dibawa ke zaman disaat Firaun masih hidup dan berjaya dalam pemerintahannya. Firaun pun telah mendapat keabadiannya berkat tulisan-tulisan meskipun bukan ia sendiri yang menulisnya.
            Jika ingin cinta kalian abadi maka tulislah sebuah surat cinta pada pasangan anda. Ide itu saya dapatkan ketika membaca sebuah artikel mengenai surat cinta tertua di dunia (KaskusNews, http://kaskusnews.us/). Surat itu ditemukan di Irak tepatnya di lembah Niffer 150 KM dari Baghdad. Surat yang berbentuk artefak tersebut merupakan sebuah ungkapan cinta oleh Inanna, istri raja bangsa Sumeria, kepada suaminya. Artefak yang berhasil diterjemahkan oleh tim peneliti dari Turki tersebut berisi sebuah puisi cinta dari Inanna kepada sang raja. Puisi dalam bentuk artefak itu berusia sekitar 2200 SM dan menjadikannya sebagai sebuah surat cinta tertua di dunia. Abadikanlah kasih sayang kalian pada orang yang kalian sayangi ke dalam sebuah surat, maka cinta kalian akan bertahan selama ribuan tahun seperti putri Inanna dan sang raja Sumeria.
            Apakah yang terjadi jika  menulis telah menjadi budaya di dalam masyarakat? Jawabannya adalah kejayaan bangsa. Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Eropa mengalami kemajuan yang luar biasa setelah berhasil keluar dari zaman kegelapan (Dark Age). Apa yang terjadi sehingga mereka berhasil keluar dari abad kegelepan menuju era renaisans (zaman pencerahan)? Di zaman renaisans para sarjana mulai menulis tentang banyak hal, apapun yang mereka anggap penting mereka jadikan kedalam sebuah bentuk tulisan. Era renaisans ini pun menghasilkan sebuah zaman yang bisa dikatakan lebih maju lagi, yaitu zaman industrialisasi. Era ini dipicu oleh revolusi industri yang terjadi di Inggris. Di zaman ini banyak hal-hal baru bagi manusia ditemukan. Eropa telah membuktikan dengan menjaga budaya menulis, mereka turut pula mempertahankan kejayaan dan dominasi mereka di dunia dari zaman ke zaman yang lain.
            Namun, sebaliknya apakah yang terjadi jika suatu bangsa tidak dapat mempertahankan budaya menulisnya? Jawabannya dapat kita lihat pada bangsa Arab dan Turki. Kedua bangsa tersebut tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keadaan mereka dahulu. Budaya menulis mereka yang sekarang dengan dahulu kala di saat kejayaan mereka pun sangat jauh bedanya. Hal ini dapat terjadi diakibatkan oleh banyaknya peperangan yang terjadi akibatnya banyak ahli ilmu yang turut pula ikut ke dalam medan peperangan dan tewas. Selain itu kebanyakan dari sarjana tidak dapat mengembangkan ide pikiran mereka. Mereka hanya menelaah karya-karya lama dan ditulis kembali ke dalam karya yang baru dengan hanya sedikit perubahan. Meskipun mereka telah menulis namun tulisan mereka tidak ada gunanya. Jadi, tulislah suatu yang baru jika ingin menghasilkan sebuah perkembangan.
            Dengan menulis kita mampu mengabadikan diri kita ataupun orang lain. Dengan menulis pun kita mampu menyulut kejayaan bangsa kita seperti bangsa Eropa saat ini. Bahkan cinta pun akan bertahan lebih lama jika kita mengungkapkannya dengan jalan menulis. Tanpa menulis kita akan kembali ke era pra-sejarah, dimana era tersebut merupakan zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Tidak banyak yang dapat kita ambil dan pelajari dari era pra-sejarah, tidak ada satupun pula orang yang kita kenal pada era tersebut. Maka dari itu mulailah menulis sekarang juga. Tulislah yang menurut anda penting dan berharga untuk anda jadikan abadi!

REFERENSI:
- http://www.kaskusnews.us/2010/03/21/surat-cinta-tertua-di-dunia-berumur-4200-tahun/
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES