Kamis, 30 Juni 2016

The Way He Love Me


Oktober lalu, aku dan Mas Bojo pulang ke Klaten, mengantar bapak mertuaku ke rumah. Sepertinya Beliau rindu dengan istrinya. Makan gak ketelen, katanya. Ibu gak bisa ikut ke Jakarta karena mabuk kendaraan, jadi hanya bapak yang mengunjungi kami.

Di suatu siang, Mas Bojo menghampiri aku setelah mengobrol cukup lama dengan his long lost(?) cousin dan temannya.
"Aku mau ke pantai sama Mas Met dan Mas Yo ya, Sayang."
"Aku mau ke pantai juga...", ucapku merajuk.
"Gak bisa, Sayang. Yang pergi laki-laki semua. Nanti aja ikutnya kalau mereka sudah punya istri juga."


Singkat cerita, siang itu aku uring-uringan, gak rela membiarkan dia pergi. Gak karuan deh. Nangis gak jelas, narik-narik bajunya, nahan dia supaya gak jadi berangkat.

Dengan segala jurus, dia berusaha nenangin aku. Saat emosiku mulai reda, dia buru-buru pamit ke aku dan orangtuanya karena sudah ditungguin. Masih agak berat sebenernya, tapi dia tetep pergi. Aku merasa ini gak adil. Dia pergi  senang-senang ke pantai, aku ditinggal di rumah.

Ngambeknya belum kelar, aku terus-terusan spamming sms ke dia. Miscall berkali-kali. Duh, memang jelek banget tabiatku kalau lagi ngambek. Maafkan daku T_T

Sampai maghrib tiba, Mas Bojo belum pulang juga. Aku hubungi lewat sms, telepon, tapi unreachable. Kata-kataku sudah gak ngenakin sejak sore. Sms yang dia balas cuma sedikit, karena dia bilang, disana sinyalnya jelek sekali.

Kira-kira pukul setengah tujuh malam, terdengar suara pintu dibuka. Dia pulang. Aku berusaha mengatur emosi supaya ketika dia masuk kamar, wajahku sudah gak keruh lagi. Kasihan kan, sudah capek, mesti lihat istrinya ngambek.

Aku berusaha tersenyum saat dia masuk. Tanpa kata. Dia pasti tau kalau aku masih ngambek. Dia mengeluarkan isi kantong jaket dan meletakkan tasnya di atas drawer.
"Tadi basah kuyup celana panjangnya. Jaketnya juga. Lupa gak bawa ganti. Aku mandi dulu, ya."
Aku cuma bisa mengiyakan.

Selesai mandi dan shalat, dia membongkar isi tasnya. Aku terperangah melihat isinya. Dia membawakan aku sekantong kerang dari pantai, ice cream cone, foto, serta video pemandangan laut.


Pantai Wediombo
Pantai Wediombo

Setahuku, dia jarang sekali mau difoto, apapun acaranya. Sama sepertiku. Tapi kali ini, ada lima foto dia dengan background laut dan tebing. Tiga dengan tanda nama pantai. Kerang-kerang itu juga yang membuat jaketnya ikut basah. Ombak-ombak kecil menerpanya saat mengumpulkan kerang.


Kerang Cinta
Kerang-kerang Cinta :D

Dia memang bersenang-senang disana, refreshing setelah sekian lama bolak-balik rumah-pabrik. Tapi dia gak lupa denganku. Dia menangkap keindahan laut sambil mengingatku. Mungkin ada rasa berat juga di hatinya ketika dia tau, dia belum bisa membawaku ke sana saat itu.


Pantai
Love the scenery ^^

Aku terharu. Dia tak pernah berubah. Selalu ingat istrinya di rumah ketika mendapatkan makanan enak atau atau saat ada momen indah yang tak bisa kami lewati bersama.

Ia tak segan membawa makanan itu ke rumah untuk dinikmati bersamaku, atau menyisakannya untukku. Tak pernah habis dimakan sendiri.
"Buat sayangku."
Itu yang selalu ia katakan saat aku bertanya kenapa ia tidak menghabiskan makanannya.

Terima kasih atas segalanya, Sayang. I love you. ^^

Tulisan ini diikutsertakan dalam mini giveaway pengalaman yang menyentuh dalam rumah tangga

2 komentar:

Kindly share your thought here!
Please do not leave any links on the comment section.

Thank you! ^^

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES