Senin, 24 November 2014

Cemburu

Bismillah.

Pernahkah kita cemburu terhadap pasangan kita?

Saat mendapat pertanyaan di atas, kebanyakan orang akan menjawab pernah. Lalu mengapa mereka cemburu? ada orang yang mengatakan bahwa cemburu adalah tanda cinta. Jika tidak cinta, rasa cemburu takkan pernah hadir. Reaksi yang ditimbulkan pun bermacam-macam. Bahkan tak jarang dapat merenggut nyawa seseorang bila kecemburuan telah menutupi akal sehatnya.

Ada sebuah kisah tentang sahabat Rasulullah yang mengungkapkan tentang kecemburuannya.
*Suatu hari, Saad bin Ubadah berkata, “Seandainya aku melihat seorang laki-laki sedang bersama istriku, niscaya aku akan penggal leher lelaki itu”. Mendengar hal itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada para sahabatnya, “Tidakkah kalian heran terhadap kecemburuan Saad? Sungguh, aku lebih cemburu daripada dia. Dan Allah lebih cemburu daripada aku”. (HR. Bukhari)*

Lihatlah bagaimana kecemburuan seorang suami kepada istrinya. Ia tak akan segan-segan untuk memenggal leher lelaki yang sedang bersama istrinya dikarenakan rasa cemburunya. Tetapi terkadang kita para istri tak memperhatikan tentang hal ini. Kita malah sengaja membuat suami cemburu hanya untuk mengetes kadar kecintaan sang suami padanya. Tentunya ini bukanlah hal yang patut dilakukan oleh seorang istri yang baik. Kita harus memperhatikan setiap hal yang bisa membuat suami kita cemburu, seperti kisah seorang istri dari sahabat Rasulullah berikut ini.

*Dari Asma’ binti Abi Bakar Radhiyallahu 'anhuma, dia berkata, “Zubair menikahiku sedang dia tidak memiliki harta di muka bumi ini, tidak juga budak, dan tidak juga hal lainnya, selain telaga air dan kuda. Aku yang biasa memberi makan dan minum kudanya, juga menjahit geribahnya (kantong air) dan membuat adonan. Padahal aku tidak begitu pintar untuk membuat adonan roti. Beberapa wanita Anshar tetanggaku biasa membantuku membuat adonan roti. Dan mereka adalah wanita-wanita yang jujur. Aku memindahkan biji-bijian dari tanah Zubair -yang telah diputuskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam- dengan mengangkutnya di atas kepalaku. Dariku, tempat itu berjarak dua pertiga farsakh.

Pada suatu hari, aku datang dengan biji-bijian itu di atas kepalaku. Lalu aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam yang bersamanya terdapat beberapa orang Anshar. Lalu beliau memanggilku dan kemudian berkata, Sini, sini. Untuk membawaku di belakangnya. Tetapi aku malu untuk berjalan bersama kaum pria. Dan aku ceritakan tentang Zubair dan kecemburuannya -dan dia termasuk orang yang paling pencemburu- lalu Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam mengetahui kalau aku telah malu. Kemudian beliau berlalu.

Selanjutnya aku mendatangi Zubair dan kukatakan, ‘Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam telah bertemu denganku sedang di atas kepalaku terdapat biji-bijian sementara bersama beliau terdapat beberapa orang Sahabatnya.’ Lalu beliau menderumkan untanya untuk aku naiki, sehingga aku merasa malu kepada beliau dan aku mengetahui kecemburuanmu. Kemudian beliau berkata, ‘Demi Allah, bawaanmu berupa biji-bijian belumlah seberapa bagiku daripada engkau naik unta bersamanya.’ Asma’ berkata, “Sehingga setelah itu Abu Bakar mengutus seorang pelayan kepadaku yang membantuku untuk mengurus kuda. Seakan-akan ayahku telah memerdekakanku.”*

Mari kita sama-sama berusaha menjadi istri yang pengertian terhadap kecemburuan suami. Menjauhi segala perkara yang bisa mengundang kecemburuan dan kemurkaan suami. Dengan begitu insyaAllah, rumah tangga kita akan terjaga. Mudah-mudahan kita diberi hidayah serta taufiq-Nya dalam mengarungi samudra pernikahan ini sehingga bisa tiba di tempat tujuan dengan selamat. Aamiin.


 Tulisan ini diikutkan Giveaway  Istri yang Baik





Referensi:
http://kisahmuslim.com/istri-shalihah/
http://almanhaj.or.id/content/2040/slash/0/ghairah-kecemburuan-seorang-suami-kepada-isterinya/
http://myquran.or.id/forum/showthread.php/52397-Cemburu

Posted via Blogaway
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES