Minggu, 02 Juni 2019

E-book atau Buku Cetak?

Assalaamu'alaykum!

Buku adalah jendela dunia. Membaca buku membuat seseorang menjadi berwawasan luas. Akan terlihat bedanya antara orang yang suka baca dengan yang tidak. Setidaknya itulah yang aku rasakan.

Aku gak begitu tahan baca lama-lama. Bisa baca dua halaman tanpa iklan aja udah bagus banget. Udah pegang buku yang hendak dibaca, bisa terlupakan karena asyik dengan gadget. Baca buku juga biasanya cuma seperempat awal trus ganti lagi. Gitu aja terus -_-
Sesulit itu memang, bikin Annisa ngabisin satu buku 😂

Ngomongin soal buku, kita pasti sudah tahu, ya, kalau sekarang ini sudah banyak beredar e-book alias buku digital. Sebagian orang menyukainya karena ringkas, apalagi bagi pengguna smartphone. Cukup bawa satu gadget, kita sudah bisa baca buku apapun yang kita inginkan tanpa perlu berat-berat bawa buku.

E-book bisa dibaca secara gratis melalui perpustakaan digital, maupun berbayar dengan cara membeli e-book di situs atau app penyedia buku digital. Aplikasi untuk membuka e-book pun bermacam-macam dengan fitur unggulannya masing-masing.

Sumber: Pixabay

Buku cetak atau buku fisik pun gak berkurang peminatnya. Sensasi membuka segel dan mencium aroma buku baru, gak akan bisa dirasakan oleh penggemar buku digital.

Buku fisik juga bisa dikoleksi dan dipajang di rak buku, sedangkan e-book hanya mengendap di dalam gadget, tak kasat mata dan tak bisa disentuh.

Buku cetak gak terbatas oleh baterai. Bisa dibaca kapanpun asal ada di tangan. Selama mata kuat, hayo aja dijabanin. Baca buku secara langsung juga mengurangi kemungkinan terdistraksi dibandingkan dengan baca e-book, terutama ketika data atau notifikasi medsos nyala semua. Duh, godaan banget itu 😆

Keunggulan lain dari buku fisik adalah tidak membuat mata cepat lelah ketika membacanya. Nggak, aku gak lagi ngomongin orang yang baru baca sehalaman aja udah ngantuk kayak aku kalo baca buku sejarah 😆 itu sih bukan lelah tapi emang males aja. Ya kan? Ngakuuu 🙈 #nunjukdirisendiri

~~~

Pemilihan di antara keduanya biasanya didasarkan pada prinsip atau preferensi seseorang. Bagi orang yang cukup baca buku satu kali saja, membaca e-book mungkin lebih disukai, terutama yang dipinjam melalui perpustakaan digital. Rumah gak penuh buku yang gak akan pernah disentuh lagi kecuali ketika jadwal bersih-bersih.

Tapi tentunya gak saklek juga. Bisa jadi tipe orang yang aku sebutkan di atas lebih memilih baca buku cetak untuk kemudian disumbangkan ke perpustakaan atau rumah baca. Who knows? Sama-sama gak numpuk buku tapi bisa bermanfaat bagi orang lain.

Sumber: Pixabay

Buat orang yang suka traveling, bawa buku banyak tentunya akan merepotkan. Dengan adanya e-book, kebutuhan membaca tetap bisa terpenuhi tanpa harus nambahin barang bawaan. Traveler yang memilih bawa buku cetak juga gak sedikit. Bisa bawa yang agak tipis supaya muat banyak, atau yang tebal sekalian untuk pembaca yang lebih suka menghabiskan buku satu persatu.

Aku sendiri bisa dibilang suka keduanya. Pemilihannya tergantung genre. Buku crafting dan resep seringnya aku pinjam aja dari perpustakaan digital karena biasanya cuma untuk nyari inspirasi. Aku prefer buku fisik untuk non fiksi Islami, terutama buku tentang aqidah dan fiqih yang butuh untuk sering dibuka.

Buku lainnya seperti buku pengembangan diri, mayoritas aku pinjam atau beli second. Kadang beli e-book nya juga di Play Books kalo lagi ada diskon gede-gedean atau punya voucher belanja buku.

Fiksi udah jarang banget baca. Kalo pengen ya pinjem aja, hehe. Soalnya fiksi termasuk yang cuma dibaca sekali jadinya sayang kalo beli. Walaupun aku cenderung lebih suka baca fiksi, tapi aku sedang menguranginya karena yang lebih dibutuhkan aja gak dibaca-baca, gimana yang sekadar refreshing 😂 ehm, komik digital masih subscribe sih 😆

~~~

Kamu lebih pilih yang mana nih? Apa yang membuat kalian pilih e-book atau buku cetak? Sharing yuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kindly share your thought here!
Please do not leave any links on the comment section.

Thank you! ^^

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES