Senin, 03 Desember 2018

Surat Untukku 10 Tahun Mendatang

Bismillah.

Assalaamu'alaykum.

Apa kabar, Nis? Semoga pada hari ini, kamu masih sehat wal'afiat. Dan kalau pada kenyataannya kamu sedang sakit atau bahkan telah meninggalkan dunia ini, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu.

Aku ada di sini bersama suamiku. Masih tanpa anak. Bagaimana denganmu? Anakmu sudah berapa? Tiga? Lima? Berapapun itu, jaga dan didiklah mereka dengan baik. Jangan panikan, ya. Anak nangis itu bukan sesuatu yang memalukan kok. Gak mesti segera disuruh diam. Cobalah memahami apa yang mereka rasakan.


Setelah berlalu 10 tahun, apakah kamu masih jadi orang yang pemalas dan suka ngeyel? Semoga tidak, ya. Aku gak yakin suamimu akan tahan menghadapi istri seperti itu selama 15 tahun. Aku bukannya membencimu, hanya saja aku ingin kamu bahagia. Apa kamu akan bahagia jika ia pergi karena sudah terlalu lelah?

Letters-for-me
Credit: Haute Stock

Kamu masih berkutat dengan flanel dan segala perintilannya? Decoupage? Handlettering? Mana yang masih kamu kerjakan hingga saat ini? Atau mungkin putar haluan jadi juragan kue, meski dulunya kamu gak jago baking? Aku terus mendukung kegiatanmu asalkan itu tidak bertentangan dengan syariat Allah, serta tidak menyita waktumu untuk mengurus keluarga.

Apakah saat ini kamu sudah berhaji? Naik haji itu impian semua Muslim. Jika hartamu dan suamimu sudah mencukupi untuk berangkat ke sana, kenapa harus ditunda lagi? Berhajilah secepatnya. Semoga jadi haji yang mabrur.

Bagaimana hubunganmu dengan keluarga dan kerabat? Jangan terlalu cuek, ya. Hubungilah keluargamu sesekali. Tanyakan kabarnya. Sempatkan untuk bersilaturahmi di tengah kesibukan sehari-hari.

Letters
Credit: Pixabay

Dan bagaimana hubunganmu dengan Allah? Apa shalatmu masih malas-malasan? Lebih banyak baca hape daripada Al-Qur'an? Hafalannya masih lanjut? Aku berharap kamu sudah hapal setidaknya 5 juz. Dan jangan lupa diamalkan.

Aku menyesal, waktuku banyak terbuang untuk hal yang sia-sia. Saat ini aku masih saja terlalu sering main game. Main game itu boleh, tapi jangan sampai waktunya habis hanya untuk itu, 'kan? Sudah begitu, lepas dari game, lanjut buka medsos. Kapan ngajinya? Kapan belajarnya? Kapan beres-beresnya?

Kalau kamu masih sama seperti aku yang dulu, aku yakin kamu gak akan menyukai isi surat ini. Tapi jika kamu sudah jadi lebih baik, nasihat sekeras apapun akan kamu terima. Aku benar-benar berharap, dirimu 10 tahun setelah aku menulis surat ini adalah versi terbaikmu. Aku menantikan saat itu tiba 😊

Yours truly,

Annisa

2 komentar:

  1. Ya Alloh, mbak. Saya ga tau 10 tahun ke depan akan jadi seperti apa. Apakah masih hidup atau sudah berkalang tanah. Dan kalau sudah mati, siapa yang menemani di dunia lain sana.

    BalasHapus
  2. sama, mbak. semoga kita ditemani amal baik kita ya, mbak, dan dilapangkan kuburnya. aamiin

    BalasHapus

Kindly share your thought here!
Please do not leave any links on the comment section.

Thank you! ^^

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES