Minggu, 16 Juli 2017

Mengambil Pelajaran dari Pengalaman Mudik Lebaran (+Tips Mencegah Tas Tertukar)

Dua tahun yang lalu, aku dan suami mudik lebaran naik bis malam, seperti biasa. Kalo gak salah, kami berangkat H-3. Ternyata kali ini macet cukup parah. Yang tadinya sehari semalam, berubah jadi sehari dua malam.

Singkat cerita, kami akhirnya sampai di Klaten dini hari pada hari H -1. Namun ada suatu hal yang gak kami duga. Tas koper kami tertukar!

Di dalam bagasi bis, tersisa 1 tas saja. Wajar sih, soalnya kami penumpang yang terakhir turun. Sayangnya, tas itu bukan tas kami. Dugaan kami, ada penumpang yang salah ambil tas waktu turun dari bis. Mungkin mereka turun saat malam hari dengan kondisi ngantuk. Jadi kurang teliti.

dimana
Credit: Pixabay


Tas yang tersisa itu, mau gak mau harus kami bawa juga. Sudahlah badan lelah karena kelamaan di jalan, malah ada kejadian tak terduga.

Di dalam tas koper kami memang cuma ada baju-baju, dan suami masih bisa pakai baju lamanya. Aku yang kebingungan, mau pake apa. Untuk di rumah, aku bisa pinjam baju kakak ipar, tapi gak ada pakaian untuk keluar rumah. Terpaksa hari itu juga aku cuci gamis yang dipakai semalam. Alhamdulillah nya, hari itu cukup cerah, jadi gamisku cepat kering.

Sorenya aku di ajak untuk beli setelan gamis untuk ganti. Karena belum banyak yang pakai setelan gamis polos plus kerudung lebar, setelan seperti itu masih langka sehingga harganya lumayan mahal. Setidaknya lebih baik daripada gak ada.

Balik lagi soal tas.

bag
Credit: Pixabay

Kami segera menghubungi nomor hp yang ada di tas. Alhamdulillah tersambung, meski sempat harus beberapa kali menghubungi karena sinyal kurang bagus. Ternyata tas kami ada di Sukoharjo.

Kami diskusi via telepon soal kapan dan dimana bisa ketemu. Qadarullah gak ketemu titik tengahnya. Yang salah ambil tas minta ketemu di Wates, tapi terlalu jauh dari Klaten. Diusulkan ketemu di Jogja karena lebih dekat dari Klaten, mereka yang keberatan. Akhirnya kami sepakat untuk tukar tas setibanya di Bogor.

Baik kami maupun mereka, mau gak mau harus kembali ke perantauan sambil repot bawa barang yang bukan milik sendiri gara-gara tertukar. Bener-bener bukan kejadian yang menyenangkan.

Dari pengalaman ini, ada beberapa pelajaran yang bisa aku ambil. Pertama, seharusnya kita lebih teliti lagi saat akan turun dari bis. Cek apakah ada yang tertinggal di bis, dan apakah tas yang kita bawa itu beneran punya kita. Salah nyomot kan bikin susah.

Aku juga seharusnya ninggalin paling nggak 1 stel gamis di rumah mertua. Toh, aku rutin ke sana tiap tahun. Apalagi bajuku agak beda dengan yang kebanyakan orang pakai. Aku mulai ninggalin setelan gamis sejak kejadian itu.

Sisi positifnya, aku jadi beli setelan gamis baru. Meski harganya lumayan, tapi setara dengan kualitasnya. Sekarang gamis itu selalu aku pakai saat hari raya, karena itu gamis terbagus yang aku punya :)

~~~

bus
Credit: Pixabay

Buat perantau yang biasa mudik naik bis, aku punya ... tips untuk meminimalkan kemungkinan tas tertukar. Yang seperti ini termasuk jarang banget sih, tapi lebih baik berusaha maksimal dulu, 'kan, sebelum terlanjur kejadian?

Ini dia tipsnya!

1. Tandai tas kita dengan sesuatu yang mencolok dan mudah kita identifikasi, misalnya di beri luggage tag, di semprot pylox atau di tempel stiker hadiah ciki. Tentu pakai yang warnanya kontras dengan warna tas. Lebih bagus lagi kalau bisa glow in the dark (eh, apa ada?).

2. Bawa senter kecil. Kita gak pernah tau, kapan akan butuh penerangan tambahan. Kalau gak mau repot, smartphone zaman sekarang kan sudah dilengkapi flashlight. Bisa pakai itu. Gunakan untuk menyorot tas saat dalam kegelapan supaya lebih yakin kalau itu tas kita. Kalau turun bis malam-malam dan penerangan jalan kurang, senter itu membantu banget.

3. Letakkan tas di bagian paling dalam bagasi kalau kita turun belakangan. Ini meminimalkan kemungkinan tas kita di geser kondektur bis.

4. Jika tas yang akan di simpan di bagasi lebih dari satu, ikatlah jadi satu lalu tumpuk.

5. Selalu selipkan nomor telepon beserta nama kita di tas, untuk jaga-jaga seandainya tertukar. Mudah-mudahan orang yang salah ambil itu jujur dan mau repot menukar.

6. Berdoalah, semoga perjalanan kita lancar dan selamat sampai tujuan tanpa kendala apapun.

~~~

Hari raya akan terasa lebih menyenangkan saat semuanya terkendali. Kita harus memaksimalkan usaha kita kalau mau kondisi itu tercapai. Andaikan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kita gak nyesel karena merasa kurang berusaha. :)

Bagaimana denganmu? Apa kamu pernah mengalami hal serupa? Gimana caramu menyelesaikannya? Atau kamu punya tips lain? Aku tunggu sharingnya di kolom komentar ya! ^^


Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway 1 Tahun Dunia Gairah (www.pritahw.com)


8 komentar:

  1. betul ay , aku juga selalu nandai koperku dg piat besar yang warnanya jarang dipakai shg jelas terlihat, apalagi kl naik esawat, keluar bagasi lihat pita warnah aneh itu pasti punyaku

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus tuh, Mak, jadinya pemiliknya gampang ngenalin :)

      Hapus
  2. aduuuh mbaa..paling bete kalau sampai kejadian! Kalau aku selalu pake tag holder plus pita ungu :). Kalau tag holdernya terlalu lucu suka ilang jugaaa hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget, Mbak. sebel rasanya kalau sampai kejadian gitu.
      tag holdernya jangan yang lucu, yang lucu di koleksi aja :D

      Hapus
  3. Kalo aku koper itu slalu digembok. Itu bisa jadi tanda juga hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, iya tuh.. jarang lihat pemudik yang naik bis malam tasnya digembok..

      Hapus
  4. wah ini kl disenetronin seru mak, wkwk.. Btw, trims udah ikutan GA nya ya, gudlak :)

    BalasHapus
  5. Hihi.. Mak Prita bisa aja :D
    Sama2.. aamiin :)

    BalasHapus

Kindly share your thought here!
Please do not leave any links on the comment section.

Thank you! ^^

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES