Sabtu, 03 Juni 2017

Ngobrolin Freelance


Assalaamu'alaykum.

Apa yang terpikir olehmu ketika membaca atau mendengar kata "freelance"? Kerja full di rumah? Jam kerja fleksibel? Bebas menentukan jobdesc sendiri? Gak ada omelan bos dan peraturan-peraturan mengekang?

Bagi jiwa-jiwa bebas, jadi freelancer itu idaman. Gak perlu takut bangun kesiangan lalu dimarahi atasan karena telat. Bangun jam 10 aja mungkin masih dirasa terlalu pagi. Mau mulai kerja jam berapapun, gak ada yang ribut. Pokoknya bebas.


Gak enaknya, pemasukan gak menentu. Bulan ini dapat 5 job, misalnya, bulan depan bisa aja gak dapat satupun. Untuk yang masih lajang mungkin gak masalah, tapi untuk seorang suami, agaknya perlu dipertimbangkan sebelum memilih resign dari kantor lalu menjadi freelancer, kecuali yang memang sejak masih single sudah jadi full time freelancer atau punya skill mumpuni. Rezeki memang sudah ditentukan oleh Allah, tapi cobalah untuk lebih realistis.

Typing
Credit: Pixabay

Freelancer juga sering dianggap pengangguran karena gak pernah kelihatan berangkat kerja. Dan kalau si "pengangguran" itu tiba-tiba beli sesuatu yang "mahal", orang bisa mikir yang nggak-nggak. Dikira uangnya hasil rampok atau nyopet. 

Dibalik kelebihan dan kekurangannya, kalau aku disuruh memilih apakah aku akan jadi karyawan atau freelancer, aku akan pilih jadi freelancer. Alasannya simpel: Terlalu lama di luar rumah menguras energiku.

Punya Mak Virly:

Dengan jadi freelancer, aku tetep bisa punya penghasilan meski hanya tinggal di rumah. Mirip wirausaha atau olshop ya, yang bisa dikerjakan di rumah saja. Bedanya, job freelancer itu berupa jasa, contohnya ilustrator, blogger, fotografer, translator, dan sebagainya.

Ada tiga job yang aku minati, meski aku belum punya skill yang dibutuhkan. Yang pertama, game tester. Main game itu hobi banget. Bisa menghasilkan uang darinya pasti asyik. Tapi untuk jadi game tester, butuh pengetahuan yang luas tentang game dan istilah-istilahnya, terampil memainkan segala genre, teliti, serta gak bosenan, karena goal nya menemukan bug atau error dalam game. Belum lagi kita harus menjabarkan bug nya pada developer, agar bisa diperbaiki untuk kemudian resmi dirilis. Keterampilan berbahasa cukup penting agar tidak miscom.


Bisa memainkan game yang belum rilis itu nyenengin. Orang-orang cuma bisa lihat iklannya dan menunggu rilis, kita bisa main lebih dulu, dan gratis. Tapi kesenangan itu hanya di awal. Seiring berjalannya permainan, banyak bug yang muncul. Memainkannya jadi kurang seru karena error sana sini. Udah gitu harus dimainkan berulang kali sampai semua bug tercatat. Tentunya semua stage dengan berbagai tingkat kesulitan harus clear. Buat yang bosenan kayak aku, walaaah, cobaan banget, apalagi aku jarang sekali mengulang game yang pernah aku mainkan, kecuali kalau sudah tahunan gak main.

Meski begitu, aku tetap tertarik dengan job yang satu ini, karena bisa main game tanpa bayar, malah dibayar. Trus nanti uangnya buat beli game yang sudah lama nangkring di wishlist #eh

Punya Mak Witri:

Translator menjadi pilihan kedua. Aku sangat suka belajar bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing. Sering bermonolog dengan berbagai bahasa ketika sendirian. ^^'

Menerjemah itu sulit bagiku. Perbendaharaan kata masih cetek. Sering kebingungan menentukan padanan kata yang tepat. Menerjemahkan dari bahasa Inggris ke Indonesia bisa dibilang so-so lah, tapi kalau sebaliknya, aku sadar akan kekurangmampuanku.


Kuliah bahasa bisa jadi langkah utama, sayangnya sudah tak ada kesempatan untuk itu. Gak mobile dan gak boleh campur baur. Kalau ada kuliah bahasa via online, bisa rekomendasikan ke aku, ya. Minatku ada di Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Untuk sementara, aku akan terus belajar dengan segala sarana yang terjangkau olehku. Sudah saatnya juga untuk mulai latihan menerjemah. Semoga terus semangat!

Ketiga, aku ingin jadi Proofreader. Aku bukan tipe orang yang teliti banget sama tulisan, bahkan sering salah ketik. Tapi ketika aku menemukan typo dalam sebuah tulisan, kesalahan penggunaan tanda baca, atau kacaunya tata letak, aku merasa gatal ingin mengeditnya.

Saat mereview sebuah buku, salah satu hal yang kugarisbawahi adalah apakah ada yang typo, apakah ada kata yang gak sesuai EYD. Bisa di baca di review buku Suami Sempurna.

Computer
Credit: Pixabay

Aku pernah mengajukan diri untuk jadi proofreader di salah satu penerbit buku waktu mereka buka lowongan, tapi gak ada respon. Saat itu semacam nekat karena belum ada pengalaman sama sekali. xD

Untuk bisa mahir dalam dua diantara tiga job diatas, banyak membaca dan menulis adalah sebuah keharusan. Sekarang lagi latihan untuk minimal posting blog dua kali sebulan meski hanya dari collab. Semoga bisa meningkat dan bukannya berhenti. Yang sulit itu membaca. Aku gak begitu hobi baca. Seneng beli buku, tapi gak di baca-baca ^^'
Sebagai gantinya, aku sering baca artikel dari internet. Masih milih yang sesuai minat, sih, tapi lumayan daripada gak sama sekali. #pembelaandiri

~~~~~~~~~~~~

Jadi freelancer kelihatannya seru, meski takkan mudah untuk bisa sukses. It goes without saying. Kalau kerjaannya cuma leyeh-leyeh di kasur, sukses itu hanya sebatas angan.

Halah, gayamu mbak  -_-

Nah, menurut kalian, freelance itu apa? Adakah keinginan untuk jadi freelancer? Atau sudah terwujud? Sharing yuk!

4 komentar:

  1. halo Annisa, ternyata dirimu belum mak2 yah, aku panggil nama aja boleh kan? hehe.. Semangat buat nempuh jalan freelancer sesuai minat kita yah, game tester itu aku baru tau (secara aku ga suka bgt maen game, wkwk), semoga jadi proofreader dan translator juga kesampean yahh..

    Btw, mampir ke blog akuh, dan ikutan GA nya yak, hehe

    BalasHapus
  2. Boleh Mak Prita :)

    Aamiin.^^

    Udah mampir. Baru di bookmark hehe

    BalasHapus
  3. Kalo dibilang pgn kd freelancer, pasti pgn mba. Tp mungkin krn aku sadar skillku utk kerja sendiri ga terlalu tinggi, dan msh enjoy serta nyaman kerja kantoran dengan semua benefit dan gaji, jd mngkin utk skr jd freelancer baru keinginan doang :D. Ga berani jg ngelepasin apa yg udh aku dpt skr mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi saya, belum ada skill sama sekali.. terlalu banyak yg ingin dipelajari, jadi gak fokus.. #alasan :,-D

      Hapus

Kindly share your thought here!
Please do not leave any links on the comment section.

Thank you! ^^

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES