Empat hari yang lalu adalah peringatan 71 tahun kemerdekaanmu.
Berbagai daerah merayakannya dengan suka cita.
Euforianya masih terasa hingga saat ini.
Kamu ingat?
Dulu para pahlawan dengan gigihnya mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaanmu.
Melepaskan rakyat-rakyatmu dari belenggu penjajah yang keji.
Begitu besar kecintaan mereka padamu.
Aku bersyukur dilahirkan di tanahmu.
Tanah yang subur, kekayaan alam yang melimpah, serta rasa aman yang merasuki jiwa selama 22 tahun kehidupanku.
![]() |
Sumber: stocksnap.io |
Tahukah kamu?
Suatu hari aku dikejutkan oleh perkataan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam—yang aku pelajari saat mengaji—bahwasanya Beliau melarang ummatnya membuat ‘Id baru selain dua hari ‘Id yang sudah ditetapkan syariat.
Hal ini diceritakan oleh Anas bin Malik Radhiallahu’anhu—sebagaimana yang aku kutip dari sini:
“Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam baru hijrah ke Madinah, warga Madinah memiliki dua hari raya yang biasanya di hari itu mereka bersenang-senang.
Rasulullah bertanya: ‘Perayaan apakah yang dirayakan dalam dua hari ini?’. Warga madinah menjawab: ‘Pada dua hari raya ini, dahulu di masa Jahiliyyah kami biasa merayakannya dengan bersenang-senang’.
Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: ‘Sungguh Allah telah mengganti hari raya kalian dengan yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan ‘Idul Fithri‘ ”
(HR. Abu Daud, 1134, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/119, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud, 1134)
Dalam hadits ini, ‘Id yang dirayakan oleh warga Madinah ketika itu bukanlah hari raya yang terkait ibadah, bahkan hari raya yang hanya hura-hura dan senang-senang.
Namun tetap dilarang oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam.
Ini menunjukkan terlarangnya membuat ‘Id baru selain dua hari ‘Id yang sudah ditetapkan syariat, baik ‘Id tersebut tidak terkait dengan ibadah, maupun terkait dengan ibadah.
Aku tercengang.
Betapa aku masih ingin merayakan hari kemerdekaanmu, ikut hening dalam cipta.
Namun kini aku tak bisa lagi melakukannya karena aku meyakini kebenaran hadits itu.
Bukannya aku tidak cinta, tapi aku sadar, bahwa mencintaimu bukan hanya dengan mengucap dirgahayu atau memeriahkan hari besarmu.
Dan bukannya aku berniat melupakan jasa-jasa pahlawan dengan berhenti merayakan kemerdekaanmu, tapi aku rasa, mendoakan mereka agar Allah membalas segala perjuangan mereka dengan kebaikan yang banyak, serta ikut menjaga agar kamu tetap merdeka adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan untukmu.
Aku juga akan berdoa semoga rakyatmu, terutama para pemimpin diberi kekuatan untuk terus menjagamu.
Senantiasa tolong menolong merawatmu agar terus bersinar.
Aku akan selalu ingat hari kemerdekaanmu, meski aku tidak merayakannya.
Thanks for sharing mba, sy jd tau ada hadits itu :)
BalasHapusThanks for sharing mba, sy jd tau ada hadits itu :)
BalasHapusyou are welcome, mbak Virly :)
HapusSetelah dirimu upload, tengah malam langsung baca, penasaran tapi karena ngantuk puoool, aku ndak mudeng yg aku baca. Tau2 bangun pagi dengan hape masih dipegang dan blogmu yg masih nongol mbak XD
BalasHapusGak apa gak merayakan, yg penting tetap indonesia.
Merdekaaah !!!
hihi... saking penasarannya sampe begitu :D
Hapusmerdeka!
hihi...jd ingat kl ikut upacara selalu blank saat mengheningkan cipta. nah kl ada lagunya masih mending. kl ga ada saya mlh bengong.
BalasHapussekarang jd tahu, lebih baik mengheningkn ciptanya sambil baca doa untuk para pendahulu kita.
betul sekali, mbak.. perjuangan mereka berarti sekali untuk Indonesia.. cuma bisa mendoakan kebaikan utk mereka dan berusaha mempertahankan kemerdekaan yg telah diraih..
HapusMungkin... seharusnya lebih ke arah renungan ya.. bukan ke-perayaannya. Supaya perjalanan bangsa ini untuk kedepannya lebih baik.
BalasHapusiya, betul, mbak Liza.. :)
HapusAku juga pernah denger hadits di atas. Balik lagi ya ke keyakinan masing-masing :)
BalasHapusiya, Mak Ade :)
Hapus